Dari Yesus Kristus

Wahyu 1:5

dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya –

Tentu kita yakin akan kasih karunia dan damai sejahtera yang diberikan Yesus pada kita. Tapi apa alasanya? Pertama, Dia adalah saksi setia karena itu ketika dinyatakan ‘Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu’ itu sebuah fakta. Kesetiaan Yesus adalah penyertaan-Nya juga. Mood ataupun perasaan kita jangan mau berubah saat kita mengingat Dia yang setia.

Kedua, setia karena Dia ‘yang pertama bangkit dari antara orang mati’. Kedua, setia karena Dia ‘yang berkuasa’. Kesetiaan Kristus melampaui kematian dan kekuasaan dibumi.

Lalu kenapa kita masih lagi hidup seperti orang-orang yang tidak menerima kasih karunia dan damai sejahtera? Karena setelah ‘dari Dia’ kita tidak melakukan hal-hal bahkan apapun juga ‘bagi Dia’ yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Ya Tuhan, ampuni kami! Karena bukan saja ‘dari saya’ namun juga ‘buat saya’. Ketika Tuhan memberi berkat kita bilang ‘Tuhan memberkati saya, anakNya’ tapi bukan buat Dia. Itu sebabnya soal yang rohani diabaikan. Siapa yang butuh kasih karunia dan damai sejahtera? Bukankah kita butuh uang?

Kalau kita tidak sedang menyongsong penderitaan dan ancaman yang akan datang maka kita pikir uang lebih penting dari kasih karunia dan damai sejahtera. Kalau kita divonis dokter dalam dua minggu mati barulah kita cari kasih karunia dan damai sejahtera. Kalau masih punya uang maka kita mau beli apa saja dan berapa saja agar sembuh, bukan? Tapi koq untuk kasih karunia dan damai sejahtera bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya itu susah? Apakah kasih karunia dan damai sejahtera bisa dibeli?

#nggaklah