Selamat Jalan Sendiri dan Tidak Mudah Ikut-ikutan dengan Dunia.

Selamat Jalan Sendiri dan Tidak Mudah Ikut-ikutan dengan Dunia.

Selamat Jalan Sendiri dan Tidak Mudah Ikut-ikutan dengan Dunia.

Selamat Jalan Sendiri dan Tidak Mudah Ikut-ikutan dengan Dunia. 1080 1080 Pastor John Sihombing

Selamat Jalan Sendiri dan Tidak Mudah Ikut-ikutan dengan Dunia – Hakim-hakim 18:18‭-‬20

Tetapi, setelah yang lain-lain itu masuk ke dalam rumah Mikha dan mengambil patung pahatan, efod, terafim dan patung tuangan itu, berkatalah imam itu kepada mereka: “Berbuat apakah kamu ini?” Tetapi jawab mereka kepadanya: “Diamlah, tutup mulut, ikutlah kami dan jadilah bapak dan imam kami. Apakah yang lebih baik bagimu: menjadi imam untuk seisi rumah satu orang atau menjadi imam untuk suatu suku dan kaum di antara orang Israel?” Maka gembiralah hati imam itu, diambilnyalah efod, terafim dan patung pahatan itu, lalu masuk ke tengah-tengah orang banyak.

Hamba uang ikut suku atau kelompok yang suka uang atau kekayaan. Hamba uang dibentak langsung diam. Nggak berani karena masih punya kepentingan. Posisi atau jabatan rohani nggak jadi membuat seorang hamba Tuhan tidak mencintai Mammon. Jadi umat pilihan seperti suku Dan dan punya komunitas yang dekat dengan Tuhan bukan berarti tidak bisa tertarik pada kekayaan dan menjadi kekayaan itu milik bersama, milik kroni dengan berkolusi dan nepotisme.

Ukuran rohani seseorang itu indikatornya bukan hal jasmaninya. Orientasi dan tujuan seseorang jadi sukses menjelaskan seseorang memusatkan seluruh existensinya pada dirinya sendiri dan mimpinya sendiri. Pada saat itu pertanyaan ‘Berbuat apakah kamu ini?’ harus kita maknai sebagai pertanyaan dari Tuhan kepada para hamba Tuhan dan jemaat Tuhan yang sibuk untuk hal jasmani dan materi. Hal yang sama juga dengan respon kita tatkala Firman-Nya atau seseorang dipakai Tuhan untuk menegur kita. Seyogyanya itu membawa kita atau orang lain yang ditegur kembali pada Tuhan. Bukan malah ‘ikutlah kami dan jadilah bapak dan imam kami’. Itu namanya ‘kejahatan berjemaah’. Jika kita masih merasa ditegur dan merasa tidak suka namun berbalik itu lebih baik daripada ‘gembiralah hati imam itu, diambilnyalah efod, terafim dan patung pahatan itu, lalu masuk ke tengah-tengah orang banyak’. We don’t follow the crowd. Kita diutus ke dunia untuk menjadi duniawi.

Selamat Jalan Sendiri dan Tidak Mudah Ikut-ikutan dengan Dunia.

#diutuskemanadanngapain

Share
About the author

Pastor John

Pastor, Biblical Studies Teacher, Devotional Writer and Podcasters, Missional Orientation, Counselor, Song Composer and Worshiper

Leave a Reply

Back to top